Yogya (KU) – Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Wersut Seguni Indonesia (WSI) menjalin kerja sama konservasi ikan lumba-lumba dan hewan mamalia air. Penandatanganan kerja sama dilakukan di Ruang Sidang Pimpinan Kantor Pusat UGM, Selasa (27/4). Nota kesepahaman kerja sama ini dimaksudkan untuk mengembangkan pendidikan dan penelitian tentang mamalia air di Indonesia. Ruang lingkup kerja sama meliputi bidang pendidikan, penelitian, praktik lapangan, pemagangan, bantuan keahlian, pemanfaatan sarana dan prasarana penelitian, serta pendidikan berkelanjutan.
Direktur Utama PT WSI, Dheni Charso, mengatakan kerja sama yang dilakukan terutama dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM ini dimaksudkan untuk melakukan konservasi dan kesehatan hewan mamalia air, seperti ikan lumba-lumba, yang selama ini telah dikembangkan oleh PT WSI sebagai salah satu tujuan objek wisata pantai di daerah Kendal, Jawa Tengah. “Wisata pantai ini diharapkan menjadi wisata kebanggaan di Jawa Tengah. Kami juga sudah merintis kerja sama dengan FKH untuk usaha konservasi ikan lumba-lumba ini,” kata Dheni.
Menurut Dheni, hambatan konservasi hewan mamalia air ini terutama dalam hal keterbatasan pengetahuan kesehatan dan perawatan. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng tim peneliti dari FKH UGM yang memiliki pengetahuan di bidang itu. Ditambahkan Dheni, kerja sama dengan FKH UGM yang akan dilakukan adalah penelitian gen dan penangkaran ikan lumba-lumba melalui perkawinan silang antar spesies lumba-lumba, baik spesies lokal maupun lumba-lumba dari luar yang melakukan migrasi.
Untuk memperkenalkan hewan lumba-lumba pada masyarakat, pihaknya juga menawarkan terapi kesehatan bagi pengunjung dengan cara berenang dengan ikan lumba-lumba selama satu jam. ”Kami juga sudah memperkenalkan ke masyarakat tentang pemanfaatan ikan lumba-lumba untuk terapi kesehatan dan kesenangan. Dengan 3-5 kali berkunjung, ada penderita autis yang telah sembuh dengan terapi ini,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., menuturkan dirinya sangat antusias dan menyambut baik kerja sama penelitian terapi kesehatan lewat ikan lumba-lumba. Menurut Sudjarwadi, dengan pengalaman PT WSI memanfaatkan ikan lumba-lumba untuk mengobati penderita autis menandakan banyak pengetahuan yang belum diungkap oleh para ilmuwan. “Ada banyak hal yang dimanfaatkan untuk manusia ini, di dunia ini masih banyak belum diketahui. Tugas UGM sebagai universitas riset mengubah hal yang belum diketahui menjadi diketahui,” paparnya.
Diakui Rektor, pemanfaatan getaran gelombang ikan lumba-lumba untuk terapi kesehatan memang perlu diteliti lebih lanjut secara ilmiah. Namun, bagi UGM, setidaknya hal itu dapat memberikan manfaat untuk masyarakat luas. “Yang lebih penting, bagaimana PT WSI yang telah membangun wisata pantai bisa mengobati kejenuhan masyarakat melalui rekreasi ke pantai,” terangnya.
Ikut hadir menyaksikan penandatanganan kerja sama ini, Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia UGM, Prof. Ainun Na’im, Ph.D., Dekan FKH UGM, Prof. Dr. Bambang Sumiarto, M.Sc., dan anggota tim medis PT WSI, drh. Dwi Restu Seto. (Humas UGM/Gusti Grehenson)