Disampaikan Irwan dalam penelitiannya, PKS merupakan salah satu partai politik berideologi Islam atau mengatasnamakan partai Islam sebagai dampak perkembangan demokratisasi di Indonesia pasca reformasi. Berbeda dengan PKS yang aktif terjun dalam politik, HTI justru memilih untuk memisahkan politik dari aktivitas dan mengisolasikan diri dari segala aktifitas politik.
Menurut Irwan, keberadaan HTI juga setali tiga uang dengan PKS. Berdasarkan hasil penelitiannya, terdapat berbagai persamaan ideologi, kaderisasi, dan gerakan keduanya. “Meskipun HTI lebih dominan sebagai aktor transnasional, namun keberadaannya mampu sebagai motivator bagi PKS dalam mengembangkan misinya,” katanya.
Disampaikan Irwan, sebagai partai Islam, PKS seharusnya mampu meraih suara signifikan dalam pemilu karena masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Di samping itu, daya sentuh politik dan dakwah PKS dan HTI hanya di daerah-daerah perkotaan serta pada orang-orang terdidik saja. Masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh oleh PKS dan HTI, termasuk segmen masyarakat tidak terdidik, yang selama ini digarap oleh Partai Golkar dan PDIP. (Humas UGM/Gusti Grehenson)