Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan dengan Politeknik Ilmu Pelayaran sukses menggelar Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2017, Sabtu (11/11). Seminar tersebut merupakan forum yang mempertemukan stakeholder, baik akademisi, praktisi, industri maupun pemerintah sebagai regulator dalam mewujudkan cita-cita membangun kedaulatan bangsa. Dalam forum tersebut para stakeholder saling berbagi informasi penelitian terapan, pengalaman, dan gagasan (ide) yang tertuang secara sistematis dalam bentuk makalah ilmiah. Forum tahunan yang sudah rutin dilaksanakan sejak tahun 2013 ini juga digunakan oleh para akademisi dan peneliti sebagai untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya sebelum dihilirisasi ke masyarakat maupun ke industri.
SNTT 2017 mengambil tema “Membangun Sinergisitas Pendidikan Vokasi Untuk Menghasilkan SDM yang Tangguh dan Profesional Bagi Indonesia Yang Lebih Baik”. Acara ini menghadirkan Prof. Dr. Muhammad Dimyati selaku Dirjend Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti. Selain itu, SNTT 2017 juga menghadirkan Senior Vice President Human Resources PT. Pertamina, Yudo Irianto, S.E., M.M., sebagai pembicara.
Pada acara itu, Dimyati menyampaikan Sekolah Vokasi UGM harus memiliki produk yang memiliki nilai-nilai tertentu untuk mendorong kemajuan riset Indonesia. Ia menambahkan produk yang dimiliki tentunya harus sesuai dengan standar nasional penelitian. “Tidak banyak perguruan tinggi yang menghasilkan riset qualified. Saya harap Sekolah Vokasi UGM salah satunya,” ujar Dimyati.
Sementara itu, Yudo menegaskan saat ini dunia sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Ia meminta para peserta untuk bersama-sama membangun kemampuan anak-anak belajar dengan pondasi yang kuat serta dituntut untuk dinamis mengikuti zaman. “Caranya segerakan menerjunkan mereka ke industri. Mereka akan merasakan ada gap, dan buatlah mereka merasakan gap dan menemukan solusinya,” jelas Yudo.
Senada dengan Yudo, Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri Kementrian Perhubungan RI, Dr. Capt. H. Wisnu Handoko, M.Sc., menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk menjadi poros maritim dunia. Selanjutnya, untuk mendukung lima pilar poros maritim dunia maka perlu menghasilkan SDM profesional.
“Mari bersama-sama mewujudkan cita-cita dan agenda pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di abad ke-21. Indonesia akan menjadi poros maritim dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudera sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa,” tegas Wisnu. (Humas UGM/Catur)