• Berita
  • Arsip Berita
  • Palawa
  • Webmail
  • Direktori
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Memahami Konflik Halmahera Dari Sudut Pandang Mimesis René Girard

Memahami Konflik Halmahera Dari Sudut Pandang Mimesis René Girard

  • 11 Oktober 2018, 15:56 WIB
  • Oleh: Agung
  • 709
  • PDF Version
Memahami Konflik Halmahera Sudut Pandang Mimesis René Girard

Konflik Halmahera tepatnya di wilayah Malifut terjadi pada tahun 1999. Dampak dari konflik tersebut hingga saat ini masih terasa dalam kehidupan masyarakat.

Masyarakat masih hidup dalam suasana penuh kecurigaan dan hal ini berakibat bisa memunculkan kembali konflik yang pernah terjadi. Oleh karena itu, mengkaji konflik Halmahera dengan menggunakan pemikiran Mimesis René Girard diharapkan dapat menemukan secara mendasar penyebab konflik.


"Guna menemukan penyebab mendasar konflik tersebut maka pemikiran Mimesis René Girard dipakai untuk menganalisis konflik tersebut," ucap Ebin Eyser Danius, di Fakultas Filsafat UGM, Kamis (11/10).

Dosen Program Studi Filsafat Keilahian, Universitas Hein Namotemo ini mengatakan hal itu saat menempuh ujian terbuka Program Doktor Fakultas Filsafat UGM. Wakil Rektor I Universitas Hein Namotemo Juni 2016 - November 2016 ini mempertahankan disertasi berjudul Konflik Halmahera Dalam Perspektif Pemikiran Mimesis René Girard.

Analisis konflik Halmahera di Malifut berdasarkan pemikiran Mimesis René Girard adalah tidak tuntasnya proses relokasi masyarakat suku Makian ke wilayah Malifut. Ketidaktuntasan tersebut membuat masyarakat suku Makian mengalami kegamangan antara menetap di Malifut atau kembali ke pulau Makian.

Ebin menuturkan dengan kondisi tersebut maka  menciptakan gap antara suku Makian dengan suku Pugu yang merupakan penduduk asli. Akibat dari ketidaktuntasan ini pula memunculkan persoalan tanah dan sebagai dampaknya adalah persaingan dalam memperebutkan tanah.

"Perebutan tanah dengan berbagai isu di dalamnya menguatkan identitas yang pada gilirannya menghasilkan persaingan yang berujung pada konflik dan kekerasan," katanya.

Tidaktuntasnya relokasi masyarakat Makian ke Malifut, kata Ebin, juga membuka peluang bagi politisi lokal untuk memperlihatkan pengaruh mereka. Perjuangan-perjuangan dalam identitas kesukuan membuat ikatan yang seharusnya dijalin antar masyarakat dalam wilayah Malifut tidak terjadi.

Ikatan tersebut justru terjadi di luar masyarakat. Akibatnya terjadi peningkatan ketegangan dalam kehidupan bersama di Wilayah Malifut.

"Dengan demikian maka konflik Malifut merupakan akumulasi dari berbagai situasi yang muncul akibat proses relokasi yang dilakukan pemerintah," terangnya.

Analisis pemikiran Mimesis René Girard terhadap konflik Halmahera juga memperlihatkan terjadinya peningkatan persaingan yang menjadi konflik dengan kekerasan dikarenakan tidak berjalannya mekanisme kambing hitam. Penyaluran persaingan yang muncul sebagai akibat dari hasrat mimesis tidak menemukan wadah yang mampu meredakan ketegangan dan persaingan yang terus-menerus terjadi antara kedua suku tersebut.

Konflik pertama terjadi pada bulan Agustus 1999, kedua suku tidak menemukan cara untuk meredakan ketegangan dalam persaingan. Tidak adanya wadah membuat persaingan terjadi kembali dalam intensitas yang semakin tinggi.

Akibatnya, pada Oktober 1999 konflik dengan kekerasan terjadi. Berbagai faktor yang mendukung terjadinya konflik menjadikan kedua suku tidak menemukan pihak yang dapat disalahkan dan dalam hal ini keduanya dinilai menutup diri dari upaya menemukan solusi.

"Hal ini dapat terjadi karena adanya akumulasi dari berbagai faktor yang membuat kedua suku melihat bahwa jalan satu-satunya untuk menyelesaikan persoalan mereka adalah melalui konflik dengan kekerasan. Pertimbangan itu dapat diamati ketika identitas menguat yang menjadikan perbedaan semakin nyata," tandas Ebin. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • UGM Galang Kerja Sama dengan Pemkab Halmahera Timur
    Thursday,03 March 2011 - 16:58
  • Mempertimbangkan Agency Cost Dalam Pengendalian Konflik Keagenan
    Tuesday,02 October 2007 - 8:51
  • Meredam Konflik di Kawasan Pertambangan
    Thursday,23 November 2017 - 13:49
  • Kaji Tipologi Akuifer Pulau Ternate, Ramdani Raih Doktor
    Thursday,25 January 2018 - 12:08
  • Raih Doktor Usai Teliti Identitas Muslim AS Pasca Tragedi 11 September
    Monday,25 November 2013 - 15:23

Rilis Berita

  • Guru Besar FH UGM Luncurkan Buku tentang Panduan Memenangkan Sengketa Pemilu 19 February 2019
    Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM menyelenggarakan peluncuran buku “Strategi Memenangka
    Satria
  • Dubes Jerman Kunjungi UGM 19 February 2019
    Duta Besar Jerman, Dr. Peter Schoof, berkunjung ke Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Ju
    Satria
  • Rektor UGM Terima Kunjungan Saga University Jepang 18 February 2019
    Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng., menerima kunjungan dari Saga University yang
    gloria
  • Menguatnya Politisasi Agama dalam Produk Hukum di Indonesia 18 February 2019
    Tim Peneliti dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada menyampa
    Gusti
  • Fakultas Biologi UGM dan Badan Otorita Borobudur Kerja Sama Pengembangan Pariwisata 18 February 2019
    Fakultas Biologi UGM menjalin kerja sama dengan Badan Otorita Borobudur dalam pengembangan pariwi
    Ika

Info

  • Video Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM
    22 November 2018
  • Video Streaming Wisuda Pascasarjana
    24 October 2018
  • Streaming Seminar the 6th International Conference on Nusantara Philosophy with a theme “Democracy, Identities and Ideologies”
    12 October 2018
  • Video Streaming Seminar Perencanaan Wilayah Dalam Pembangunan Bangsa
    20 September 2018
  • Streaming Wisuda Pascasarjana Periode IV 2017/2018
    29 August 2018

Agenda

Tidak ada agenda terbaru saat ini

Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2016-2019 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontak