Puluhan mahasiswa asing dari berbagai negara mengikuti kegiatan summer course yang diadakan oleh Universitas Gadjah Mada, selama tiga minggu, 29 Oktober-16 November mendatang. Para mahasiswa yang berasal dari Malaysia, Belanda, Yunani, Jepang, Thailand, Taiwan dan Singapura ini berkesempatan mempelajari kegiatan pelayanan kesehatan kelompok lansia di Indonesia. Salah satu kegiatan lapangan adalah mengunjungi balai pelayanan sosial lansia Tresna Wrdha Abiyoso, Pakem, Sleman, Kamis (1/11).
Di balai perlindungan sosial lansia ini para mahasiswa asing yang berjumlah 23 orang dan 34 orang lainnya adalah mahasiswa UGM ini berkesempatan untuk berdialog langsung dengan penghuni lansia yang umumnya berumur di atas 60 tahun.
May Pawena, mahasiswa prodi keperawatan dari Mahidol University, Thailand, mengaku tertarik mengikuti kegiatan summer course kali ini karena temanya berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan perawatan lansia, hal itu berkaitan dengan bidang ilmu yang ditekuninya di kampus. “Mengikuti kegiatan ini saya bisa tahu lebih banyak tentang perlindungan komunitas lansia di sini,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Julia De Qerrol, mahasiswi dari universitas Vray Belanda, yang mengaku senang dan gembira dapat bekunjung ke panti jompo karena di Belanda ia belum pernah melakukan kegiatan semacam ini. “Ini untuk pertama kalinya, saya sangat senang bertemu dan melihat mereka banyak aktivitas, dan selalu bergembira,” kata Julia.
Selain berdialog dengan warga lansia, Julia juga ikut serta dalam permainan saat mahasiswa UGM mengajak warga panti ikut bernyanyi sambil bertepuk tangan.
Parman (69) salah satu lansia yang sudah lima tahun menjadi penghuni panti jompo tersebut mengaku senang dan gembira dikunjungi oleh para mahasiswa yang menurutnya sebagai bagian dari usaha memotivasi dirinya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik selama berada di panti. “Bagi saya kunjungan ini semacam terapi, untuk selalu menyegarkan jiwa karena kami di sini merasa tinggal menunggu kapan dijemput oleh yang Maha Kuasa,” katanya.
Koordinator Lapangan Summer Course UGM, Drs. Abdul Wahab MPH, mengatakan kegiatan summer course kali ini merupakan yang ketiga kalinya diadakan sejak 2016 lalu. Kegiatan kali ini merupakan hasil kerja sama tiga fakultas, FKKMK, FKG dan Fakultas Farmasi. “Tujuan summer course ini untuk meningkatkan reputasi internasionalisasi kampus, kita ingin mahasiswa juga bisa belajar dan berinteraksi dengan mahasiswa asing sehingga ke depannya mereka bisa bersinergi,” katanya.
Kepala Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Abiyoso, Drs. Fatchan, Msi, mengatakan DIY memiliki dua balai untuk memberikan perlindungan sosial bagi kelompok lanjut usia. “Setiap tahun ada 214 klien yang bisa ditampung,” katanya.
Ia menyebutkan di DIY sebenarnya ada lebih 45 ribu lansia terlantar, namun saat ini hanya 214 orang lansia saja yang bisa ditampung dan dilindungi melalui dua balai perlindungan sosial. Selain menampung lansia terlantar pihaknya juga menampung lansia yang dititipkan secara mandiri oleh keluarganya melalui jalur pelayanan khusus dengan membayar biaya bulanan. “Untuk pelayanan khusus ada 28 orang, sisanya 186 orang peserta reguler yang tidak dipungut biaya,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)