• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pengelolaan Limbah Medis di Indonesia Belum Maksimal

Pengelolaan Limbah Medis di Indonesia Belum Maksimal

  • 16 Agustus 2019, 08:04 WIB
  • Oleh: Humas UGM
  • 11300
Pengelolaan Limbah Medis di Indonesia Belum Maksimal

Pengelolaaan limbah medis dari fasilitas kesehatan masih menyimpan banyak persoalan. Direktur Kesehatan Lingkungan Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr.Imran Agus Nurali,Sp.KO., menyebutkan masih adanya limbah medis yang belum dikelola jumlahnya masih sangat besar. Volume limbah medis yang berasal dari 2.820 rumah sakit dan 9.884 puskesmas di Indonesia mencapai  290-an ton per hari.

“Itu belum termasuk dari klinik-klinik, unit transfusi dan apotek pun punya limbah medis. Sementara tempat untuk pengelolaan limbah medis masih sedikit dan kapasitasnya juga terbatas,” tuturnya, Kamis (15/8) saat konferensi pers kuliah perdana FKKMK UGM terkait pengelolaan limbah medis.

Ia menyampaikan hingga saat ini baru ada 10 jasa pengelolaan limbah medis berijin di Indonesia dengan kapasitas pengelolaan limbah 170-an ton per hari. Sementara itu, baru ada 87 rumah sakit yang memiliki alat incinerator untuk mengolah limbah medisnya sendiri dengan kapasitas 60-an ton per hari.

“Jika ditotal kapasitas pengelolaan limbah medisnya 220 ton per hari, sedangkan limbah yang dihasilkan secara nasional 290 ton per hari.  Jadi, masih ada gap timbunan 74 ton limbah medis per hari yang belum dikelola,”paparnya.

Menurutnya, terbatasnya jasa pengelolaan limbah ini menjadi salah satu penyebab banyaknya limbah medis yang tidak terkelola. Karenanya pihaknya bersama dengan KLHK mendorong pemerintah provinsi dan pemda untuk melakukan pengelolaan limbah medis berbasis wilayah bekerja sama dengan pihak swasta.

“Ini mudah-mudahan bisa menyelesaikan tidak ke seluruh wilayah cukup dibatasi di satu wilayah. Jogja kita harapkan juga berbasis wilayah provinsi Jogja sendiri, jadi salah satu model pengolahan limbah medis nantinya,” terangnya. Seperti diketahui DIY saat ini memiliki 78 rumah sakit dan 121 puskesmas yang menghasilkan limbah medis hingga 4.008 Kg per hari.

Selain itu, Kemenkes juuga mendorong pemilahan limbah medis untuk mengurangi kapasitas limbah yang masuk ke incinerator . Tak hanya itu, rumah sakit juga diharapkan dapat menggunakan teknologi pengelolaan sampah tanpa incinerator, misalnya microwave yang dapat mengurangi volume limbah medis di pihak ke-3.

Sementara Sekjen PERSI Pusat, Dr. dr. Lia Gardenia Partakusuma, Sp.PK(K), MM., MARS., FAMM., mengatakan pengelolaan limbah medis perlu dilakukan agar tidak membawa dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Salah satunya rumah sakit melakukan pengelolaan limbah sendiri dengan incinerator.

“Langkah lain bagi rumah sakit yang tidak bisa mengelola limbahnya sendiri bisa kerja sama dengan pihak ke-3 yang sudah  berijin,” tuturnya.

Lia menyampaikan kerja sama dapat dilakukan dengan transporter atau pihak pengangkut dan pengolah limbah. Hingga saat ini terdapat 100 transporter berijin dan 10 pengelola limbah medis berijin.

“Untuk pengelola limbah medis memang masih sedikit, 10 se-Indonesia dan ini banyak di Pulau Jawa,” terangnya.

Lia menegaskan pengelolaan limbah medis ini penting dilakukan sebab jika tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi lingkungan mapun kesehatan masyarakat. Salah satunya dalam jangka panjang bisa menimbulkan penyakit kanker. (Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • Limbah Medis DIY Capai 4 Ton Sehari

    Friday,25 October 2019 - 15:16
  • Kamran Rousta: Memilah, Cara Terbaik Pengelolaan Limbah

    Thursday,11 August 2011 - 13:33
  • Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba

    Monday,06 September 2021 - 18:25
  • Dumask, Solusi Sampah Masker dan Sarung Tangan di Tengah Pandemi

    Friday,30 April 2021 - 14:19
  • Mahasiswa UGM Olah Limbah Onggok Jadi Panel Akustik

    Monday,10 September 2018 - 8:54

Rilis Berita

  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual