• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Membumikan Pancasila Melalui Tri Pusat Pendidikan

Membumikan Pancasila Melalui Tri Pusat Pendidikan

  • 08 Juni 2020, 12:10 WIB
  • Oleh: Agung
  • 4027
Membumikan Pancasila Melalui Tri Pusat Pendidikan

Arus globalisasi telah membuat masyarakat mengalami degradasi dalam kehidupan. Dinamika globalisasi tidak membawa angin segar bagi kehidupan bangsa, tetapi justru membuat kehidupan rakyat Indonesia pada arah yang sebaliknya.

Kehadiran globalisasi menjadikan eksistensi Pancasila sebagai ideologi kebangsaan mengalami pergesaran nilai, dan tidak begitu dihayati oleh masyarakat. Berkurangnya pemahaman dan praktik nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini mestinya menjadi renungan banyak pihak untuk semakin menguatkan Pancasila sebagai dasar bernegara.

Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.A(K), Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, berharap banyak pihak membumikan Pancasila melalui Tri Pusat Pendidikan. Tri Pusat Pendidikan tersebut adalah keluarga, masyarakat, terutama kaum milenial dengan medsos dan sekolahan atau perguruan tinggi dengan aras pada revisi UU Sisdiknas.

“Keluarga itu terutama ibu-ibu harus diberi pendidikan Pancasila, meskipun dulu pada kegiatan-kegiatan PKK itu sudah ada unsur Pancasilanya," ujarnya, pada Webinar Pancasila dan Kebudayaan: Membumikan Pancasila yang diselenggarakan Dewan Guru Besar UGM, Jumat (5/6).

Di tingkat masyarakat, terutama yang menyangkut generasi milenial, kata Sutaryo, membumikan Pancasila yang harus mendapat perhatian adalah soal media sosial (Medsos). Menurutnya, medsos harus dikuasai oleh negara, tidak bisa sebebas-bebasnya dalam penggunaan.

Sementara Tri Pusat ketiga adalah terkait di area sekolah atau perguruan tinggi. Pancasila di area ini harus digerakan sebab pendidikan merupakan aset negara di masa depan. Meskipun pendidikan sendiri sudah tidak seperti diharapkan sejak hadirnya globalisasi dan mengarah pada kepentingan pasar.

“Ini persis jaman Belanda dulu pendidikan dokter, insinyur untuk pasar Belanda. Kata Ki Hadjar Dewantara, kenapa kita pada pendidikan nasional karena reformasi revolusi pendidikan harus dan hanya untuk negara dan bangsa bukan untuk pangsa pasar," tuturnya.

Prof. Djamaluddin Ancok, Ph.D menambahkan upaya membangun nasionalisme berdasar budaya bangsa adalah dengan menumbuhkan pemahaman dan kesadaran tentang faktor yang mengganggu tumbuhnya nasionalisme. Melalui pendidikan di rumah tangga, masyarakat dan sekolah diharapkan menumbuhkan semangat kebanggaan pada bangsa dengan tetap hormat pada bangsa lain.

Menurutnya, faktor global menjadi penyebab melemahnya nasionalisme, sementara Idonesia adalah sebuah negara yang masyarakatnya memiliki sifat kolektifitas yaitu kebersamaan dan gotong royong bukan masyarakat yang individualistik yang menjadi ciri khas bangsa barat. Sifat masyarakat yang kolektif ini telah digusur oleh konsep globalisasi dengan pendekatan akar budaya yang individualistik jauh dari semangat gotong royong.

"Globalisasi dengan jargon pasar bebas telah diadopsi oleh negara Indonesia tanpa memikirkan konteks budaya. Globalisasi pada dasarnya adalah upaya negara kapitalis untuk menjadikan negara dunia ketiga sebagai pasar produk mereka dan menjadikan kekayaan negara dunia ketiga sebagai sumber bahan produksi, bahan tambang dan tenaga kerja yang murah," imbuhnya.

Penulis       : Agung Nugroho
Foto           : Radarkudus, Jawa Pos

Berita Terkait

  • Masyarakat Tidak Serius Terjemahkan Pancasila Dalam Kebijakan Publik

    Friday,31 May 2013 - 11:02
  • Membumikan Pancasila Dari Hal-hal Kecil

    Friday,24 August 2018 - 15:38
  • Meramu Pendidikan Pancasila dalam Pembelajaran

    Thursday,08 June 2017 - 8:31
  • Kenalkan Pancasila Pada Anak, PSP Gandeng Guru PAUD

    Friday,27 September 2013 - 11:51
  • Pengamat UGM: Penataran P4 Wujud Penanaman Budi Pekerti

    Tuesday,15 January 2013 - 15:49

Rilis Berita

  • Pelarangan Impor Baju Bekas Harus Diikuti Peningkatan Kualitas Produk Lokal 27 March 2023
    Pemerintah melarang impor pakaian bekas dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan
    Gusti
  • Pakar UGM Ungkap Alasan Gorengan Tak Baik Untuk Buka Puasa 27 March 2023
    Gorengan menjadi menu favorit bagi sebagian besar orang sebagai santapan berbuka puasa. Dietisien
    Ika
  • UGM Jalin Kerja Sama dengan Provinsi Baru Papua Barat Daya 27 March 2023
    Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya sepakat untuk me
    Gloria
  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual