• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Perawatan Paliatif Penderita Kanker Hadapi Dilema

Perawatan Paliatif Penderita Kanker Hadapi Dilema

  • 13 Februari 2021, 13:55 WIB
  • Oleh: Agung
  • 8871
Perawatan Paliatif Penderita Kanker Hadapi Dilema

 
 

Dokter yang memberikan layanan onkologi memiliki peran yang sangat penting dalam merujuk pasien ke perawatan paliatif. Salah satu penyebab rendahnya rujukan adalah belum tersedianya kriteria kebutuhan perawatan paliatif.

 

Di Indonesia rujukan pasien kanker ke perawatan paliatif masih rendah. Pada tahun 2015, WHO menetapkan perawatan paliatif sebagai salah satu dari enam program prioritas penatalaksanaan NCDs (WHO, 2015), namun sampai saat ini perawatan paliatif belum berkembang dengan baik.

Pada tahun 2014 lebih dari 29 juta pasien yang meninggal memerlukan perawatan paliatif. Sebanyak 94 persen adalah pasien dewasa dan 34 persen di antaranya meninggal karena kanker.

Di seluruh dunia, 20 juta orang yang memerlukan perawatan paliatif tidak mendapatkannya. Kebutuhan perawatan paliatif bagi pasien kanker di masa mendatang tentunya akan semakin meningkat seiring meningkatnya angka kejadian dan kematian penyakit ini.

“Sampai saat ini 80 persen kebutuhan perawatan paliatif berada di negara sedang berkembang, namun sebagian besar perawatan paliatif tersedia di negara maju," ujar Dr. Maria Astheria Witjaksono, MPALLC(FU), PC physician, Head of Palliative Care Unit, “Dharmais” National Cancer Center,  Jakarta, Kamis (11/2) saat melaksanakan Ujian Terbuka Program Doktor FKKMK UGM.

Menurut Maria Astheria integrasi perawatan paliatif di bidang onkologi memberikan banyak manfaat bukan hanya bagi pasien, tetapi bagi keluarga dan layanan kesehatan, termasuk dalam hal pembiayaan. Sayang hingga saat ini belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah rujukan ke perawatan paliatif yang masih rendah.

Dalam bidang onkologi tidak adanya kriteria rujukan ke perawatan paliatif yang terstandardisasi telah menimbulkan ketidaktahuan siapa yang memerlukan perawatan paliatif serta ketidakpastian kapan waktu yang tepat. Hal tersebut membuat diagnosis stadium terminal dan akhir kehidupan bukanlah hal yang mudah sehingga menyebabkan rendahnya rujukan ke perawatan paliatif.

“Oleh karena itu, penelitian dalam disertasi ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna yang dimiliki dokter dalam merujuk pasien ke perawatan paliatif, mengetahui implikasi makna tersebut dalam pengambilan keputusan merujuk ke perawatan paliatif, menyusun kriteria perawatan paliatif, dan mengukur pengaruh aplikasi kriteria tersebut terhadap kualitas layanan pasien kanker dewasa yang memerlukan perawatan paliatif," katanya saat mempertahankan disertasi berjudul “Kriteria Kebutuhan Perawatan Paliatif dalam Tata Laksana Pasien Kanker di Indonesia: Sebuah Kajian Multidisiplin”.

Hasil penelitian Maria memperlihatkan terdapat dua makna merujuk ke perawatan paliatif bagi dokter yang bekerja di bidang onkologi, yaitu makna sebagai profesional dan makna sebagai pribadi/personal. Keduanya dapat menjadi motivasi atau penghambat dalam merujuk ke perawatan paliatif.

Konflik yang muncul antara kedua makna tersebut menimbulkan dilema dalam merujuk pasien ke perawatan paliatif. Kriteria perawatan paliatif pada pasien kanker dewasa tersusun dalam instrumen identifikasi kebutuhan perawatan paliatif yang memiliki dua indikator, yaitu 15 indikator medis dan 5 indikator non-medis. Aplikasi instrumen identifikasi kebutuhan perawatan paliatif dapat meningkatkan layanan pasien kanker dewasa yang membutuhkan perawatan paliatif, yaitu meningkatkan kualitas hidup (mean 0.17, SD+ 1.57 vs 1.53 SD+ 1.88, p value < 0.001), meningkatkan pasien dengan status DNR (28% vs 92,5%, p value < 0.001) dan menurunkan kunjungan pasien terminal ke IGD (24% vs 20%, p value < 0.001).

“Validitas instrumen telah diuji dan aplikasi instrumen terbukti meningkatkan kualitas hidup, jumlah status DNR dan menurunkan kunjungan IGD pasien kanker terminal. Saya berharap penerapan kriteria ini dapat mengatasi dilema dokter dalam merujuk ke perawatan paliatif dan meningkatkan layanan paliatif pasien kanker," tuturnya.

Ia juga berharap hasil penelitiannya dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas penatalaksanaan pasien kanker dewasa yang memerlukan perawatan paliatif. Selain itu, perlu melakukan sosialisasi instrumen identifikasi kebutuhan perawatan paliatif bagi pasien kanker dewasa kepada petugas kesehatan di rumah sakit.

Penulis : Agung Nugroho
Foto : cantik.tempo.co

Berita Terkait

  • Pendidikan Keperawatan Tidak Cukup Untuk Pelayanan Perawatan Paliatif

    Wednesday,10 July 2013 - 8:44
  • Perawatan Paliatif di Indonesia Belum Optimal

    Tuesday,04 March 2014 - 14:53
  • Mengembangkan Perawatan Paliatif di Indonesia

    Sunday,07 August 2011 - 22:23
  • Perawatan Berbasis Budaya Mampu TIngkatkan Kualitas Asuh Keperawatan

    Tuesday,18 February 2014 - 12:55
  • Home Care, Kebanyakan Pasien Meninggal Dapat Diperkirakan

    Monday,09 August 2010 - 8:46

Rilis Berita

  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria
  • Rektor UGM: Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Refleksikan Nilai Luhur Pancasila 01 June 2023
    UGM melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6) di halaman Balairung UGM. U
    Ika
  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual