• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba

Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba

  • 06 September 2021, 18:25 WIB
  • Oleh: Ika
  • 36794
Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba
Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba
Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba
Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba
Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba
Mahasiswa UGM Buat Tempat Sampah Ramah Lingkungan Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba
Mahasiswa UGM mengembangkan tempat sampah ramah lingkungan yang dapat mengolah limbah masker medis menjadi bahan organik. Tempat sampah ini dibuat dengan menambahkan agen biodegradasi berupa mikroba Pseudomonas aeruginosa.
 
"Proses pengolahan sampah masker medis ini menggunakan cara yang paling ramah lingkungan karena tidak meninggalkan bahan yang sulit terurai di lingkungan," terang Ketua tim pengembang, Muhammad Ardillah Rusydan, Senin (6/9).
 
Ardillah mengatakan limbah masker akan diurai oleh mikroba dalam waktu sekitar 10-14 hari. Meski proses degradasi memakan waktu yang lama, tetapi dengan pengembangan alat melalui beberapa proses dapat mempercepat proses degradasi.
 
"Proses pemanasan dan penambahan nutrient serta penambahan jenis mikroba akan dapat mempercepat proses degradasi dari sampah masker medis,"terang mahasiswa Fakultas Biologi ini.
 
Tempat sampah yang dikembangkan Ardillah bersama  Gizela Aulia Agustin (Biologi), Isthafaina Dea Fairuz (Gizi Kesehatan), dan Asyifa Rizki Daffa (Teknik Nuklir 2020) lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) UGM di bawah bimbingan Dr. Endah Retnaningrum, S.Si., M.Eng. Tempat sampah dirancang dengan ukuran 29x14x100 cm  berkapasitas 28,5 L.
 
Tempat sampah dilengkapi dengan shredder yang berada pada bagian atas yang berfungsi untuk mencacah masker medis menjadi cacahan kecil.  Lalu, di bagian bawah shredder terdapat sensor ultrasonik yang telah disambungkan dengan mikrokontroler dan sprayer. Dengan begitu saat cacahan masker jatuh melewati sensor tersebut maka secara otomatis sprayer yang telah terisi dengan larutan bakteri akan menyemprotkan larutan tersebut ke arah cacahan masker medis. Kemudian di bagian dasar tempat sampah didesain sedemikian rupa agar cacahan masker yang telah terdegradasi oleh mikroba akan masuk ke tabung penampungan.
 
Sementara Asyifa menambahkan ide awal pembuatan tempat sampah tersebut berawal dari keprihatinan mereka akan banyaknya limbah masker medis. Sejak pandemi Covid-19 penggunaan masker medis terus meningkat. Dari penelitian yang dilakukan Sangkham, 2020 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan masker medis yang signifikan, yaitu 2.228.170.832 buah per 31 Juli 2020. Dari jumlah tersebut, Indonesia menyumbang sebesar 159.214.791 buah sampah masker. Sementara peningkatan penggunaan masker medis dapat menyebabkan dampak buruk, salah satunya terbentuk mikroplastik yang mencemari lingkungan.
 
Kondisi teresebut kian diperparah dengan belum adanya kesadaran masyarakat untuk membuang masker medis sesuai pedoman yang benar di skala rumah tangga. Hal itu menjadikan sampah masker medis tidak tertangani dengan benar.
 
Ia menyampaikan penanganan yang selama ini dilakukan masih belum terlalu efektif karena masih menghasilkan polusi dan sulit untuk dijangkau oleh masyarakat luas. Bahkan, berdasarkan Life Cycle Assesment (LCa) disebutkan bahwa proses insinerasi menyebabkan banyak kerusakan lingkungan. Selain itu dalam prosesnya juga memerlukan penggunaan air yang banyak dan buangan dari insinerator menghasilkan partikel yang berbahaya bagi pernapasan makhluk hidup.
 
"Akses terbatas juga membuat alat ini hanya dapat mengolah sepersekian dari banyaknya masker medis yang terbuang di lingkungan ataupun masker medis yang telah digunakan," tuturnya.
 
Karenanya diperlukan sebuah terobosan serta inovasi alat pengolahan sampah medis yang dapat dicapai oleh masyarakat luas dengan pengelolaan yang hanya menghasilkan sedikit polusi sehingga ramah lingkungan. Oleh karena itu, ia dan tim memanfaatkan mikroorganisme dengan kemampuan mendegradasi bahan anorganik dan mengubahnya menjadi bahan organik.
 
"Harapannya alat yang kami kembangkan bisa menjadi solusi alternatif dalam mengurai masalah limbah masker di masyarakat dan bersifat ramah lingkungan," ucapnya medis.

Penulis: Ika
 
 

Berita Terkait

  • Dumask, Solusi Sampah Masker dan Sarung Tangan di Tengah Pandemi

    Friday,30 April 2021 - 14:19
  • PSLH UGM Beri Pelatihan Pengelolaan Sampah di Pantai Wediombo

    Tuesday,19 September 2017 - 12:01
  • Limbah Medis Rumah Tangga Meningkat Selama Pandemi Covid-19

    Wednesday,27 May 2020 - 9:18
  • Mahasiswa UGM Kembangkan Teknologi Pengolah Limbah B3 Yang Ramah Lingkungan

    Tuesday,16 June 2015 - 13:48
  • Dokter RSA UGM Minta Masyarakat Disipilin Pakai Masker dengan Benar dan Perilaku Tepat

    Thursday,01 July 2021 - 19:10

Rilis Berita

  • Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada Jalin Kerja Sama 31 March 2023
    Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada mempererat kerja sama. Keduanya sepakat bek
    Agung
  • Mahasiswa FEB UGM Juarai Kompetisi Bisnis Asia Pasifik 2023 31 March 2023
    Tim Gama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM berhasil menyabet gelar juara pertama dalam
    Ika
  • FTP UGM Luncurkan 3 Buku Ragam Kudapan Nusantara 31 March 2023
    Ragam kuliner Indonesia yang terdiri atas minuman, makanan utama, lauk-pauk, penyerta dan pelengk
    Agung
  • UGM dan BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerja Sama Peningkatan Kompetensi SDM 31 March 2023
    Universitas Gadjah Mada dan BPJS Ketenagakerjaan melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sa
    Gusti
  • Penerimaan Mahasiswa Baru UGM Jalur Prestasi Dibuka Hingga 12 April 31 March 2023
    Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru UGM jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) at
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual