• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Pengukuhan Guru Besar
  • Guru Besar UGM: Tanpa Disadari Semua Berperan Mentransmisikan Budaya Kekerasan

Guru Besar UGM: Tanpa Disadari Semua Berperan Mentransmisikan Budaya Kekerasan

  • 17 Februari 2022, 15:00 WIB
  • Oleh: Agung
  • 8872
Tanpa Sadar Semua Berperan Turut Mentransmisikan Budaya Kekerasan.
Tanpa Sadar Semua Berperan Turut Mentransmisikan Budaya Kekerasan.
Tanpa Sadar Semua Berperan Turut Mentransmisikan Budaya Kekerasan.
Tanpa Sadar Semua Berperan Turut Mentransmisikan Budaya Kekerasan.
Tanpa Sadar Semua Berperan Turut Mentransmisikan Budaya Kekerasan.
Tanpa Sadar Semua Berperan Turut Mentransmisikan Budaya Kekerasan.

Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sastra dan Gender pada Fakultas Ilmu Budaya UGM. Dalam pengukuhan yang berlangsung secara terbatas, ia menyampaikan pidato berjudul Maskulinitas Transformatif: Kekerasan dan Subyek Yang Bergerak Dalam Dinamika Sastra dan Budaya.

Dalam pidatonya ia menyampaikan berbagai hal menyangkut soal kajian sastra Perancis, kajian gender dan analisis wacana kritis sebagai  kajian-kajian yang menjadi perhatiannya selama ini. Dirinya mencoba mengelindan ketiganya dengan tidak mengonsentrasi pada salah satunya.

“Mengingat  pidato saya ini juga diakses tidak hanya oleh kalangan akademisi, maka saya pun ingin mengangkat satu isu yang menurut saya lebih kontributif bagi masyarakat luas," ucap Wening di Balai Senat UGM, Kamis (17/2).

Melihat berbagai peristiwa kekerasan akhir-akhir ini dengan segala intensitasnya tentu menjadi sebuah persoalan. Sebagai seorang akademisi yang mempelajari sastra, ia melihat bahwa semua orang adalah pewaris dari dinasti kekerasan yang narasinya ditransmisikan lewat berbagai cerita, baik secara oral, tertulis maupun visual.

“Kita adalah pewaris cerita-cerita epik dan kepahlawanan dari berbagai belahan dunia yang hadir dalam memori sejak kanak-kanak. Dimana berbagai narasi budaya, politik, media, serta narasi luas dalam kehidupan kita sehari-hari mencerminkan beroperasinya kekerasan yang seringkali dijadikan mekanisme dalam penyelesaian masalah oleh habitus masyarakat kita," ujarnya.

Bahkan, narasi-narasi tersebut, disebutnya, dikonsumsi sepanjang hari lewat pesan-pesan virtual dan beredar tanpa batas di media sosial. Subjek-subjek yang mentransmisikan pun kadang adalah mereka yang justru secara sosial dipercaya sebagai pembawa pesan yang diharapkan kontributif, seperti para pamong, politisi, figur publik, ataupun para pemimpin agama.

“Kita berada di dalam satu bingkai ruang kekerasan yang menumbuh dalam kerangka berpikir dan dalam praksis kehidupan kita, dan narasi-narasi kekerasan tersebut dalam sastra diproduksi dan direproduksi dalam berbagai bentuk," paparnya.

Wening menyebut sebagian dari kita seringkali tidak menyadari kehadiran narasi ini sebagai sebuah tindakan yang bersifat toxic (beracun) yang berbahaya. Ketidaksadaran tersebut terjadi karena sebuah mekanisme performatif berupa kecenderungan mengulang-ulang skrip kekerasan tanpa mempertanyakan mengapa kita harus mengonsumsinya.

“Kita pun seringkali juga menjadi subjek yang turut mentransmisikan budaya kekerasan. Cara-cara kita mempreservasinya juga terfasilitasi oleh produk-produk kapitalisme, seperti telepon seluler yang ada karena kita menciptakan keberadaannya," ungkapnya.

Narasi-narasi sastra dan budaya akan dapat berfungsi melalui penarasiannya yang berbeda-beda. Mengenalkan friendly subjects sebagai narasi yang kuat lewat sastra, berbagai lini media, sistem-sistem pendidikan, baik di tingkat sekolah, keluarga, maupun dalam percakapan masyarakat di keseharian dapat menjadi mekanisme yang akan berfungsi lebih tahan lama dibanding penegakkan hukum ketika terjadi pelanggaran dalam berbagai bentuk kekerasan.

“Tidak ada yang mudah dilakukan apalagi ketika struktur berpikir kita sudah sedemikian dalam mempercayai suatu pola berpikir tertentu. Hal tersebut tentu bukan suatu kemustahilan untuk dilakukan mengingat kita semua memiliki potensi sebagai subjects in process dan transformative subjects," pungkasnya.

Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto

Berita Terkait

  • Cegah Kekerasan, Guru Besar UGM Dorong Sekolah Lebih Ramah Anak

    Thursday,26 December 2019 - 16:02
  • PPSMB UGM 2014 Diharapkan Lebih Manusiawi dan Bermartabat

    Friday,04 July 2014 - 16:18
  • Kekerasan Pada Guru Menunjukkan Lemahnya Pendidikan Perilaku

    Wednesday,31 August 2016 - 23:07
  • Kartini Masa Kini

    Wednesday,21 April 2021 - 9:13
  • Fenomena KDRT Masyarakat Amerika Diangkat lewat Novel

    Tuesday,31 December 2013 - 11:56

Rilis Berita

  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual