• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Petani Salak Manfaatkan Alat Instalasi Bioetanol

Petani Salak Manfaatkan Alat Instalasi Bioetanol

  • 22 Agustus 2011, 14:21 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 11023
Petani Salak Manfaatkan Alat Instalasi Bioetanol

YOGYAKARTA – Petani salak kini tidak lagi harus membuang limbah daging salaknya. Atas dukungan mahasiswa KKN-PPM UGM, limbah salak selain dapat digunakan dalam pembuatan kompos, juga dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol. Rencananya, tidak hanya limbah daging salak yang dapat diolah jadi bioetanol, tetapi juga pelepah dan biji salak.

“Rata-rata limbah salak busuk yang tidak layak jual sebanyak 5 persen. Sayang, jika daging salak ini tidak dimanfaatkan. Rencananya, ke depan kita akan manfaatkan juga pelepah pohon salak dan biji salak untuk diolah jadi bioetanol,” kata Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN PPM, Prof. Dr. Karna Wijaya, M.Eng., saat mendampingi pemasangan alat instalasi bioetanol untuk home industry dan pelatihan pembuatan bioetanol dari limbah salak di Dusun Kelor, Bangunkerto, Turi, Sleman, Minggu (21/8).

Dosen Jurusan Kimia FMIPA ini menuturkan alat destilator yang diserahkan ke petani salak merupakan hasil buatan Pusat Studi Energi (PSE) UGM. Alat seharga 1,5 juta rupiah tersebut diserahkan kepada kelompok petani salak untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan. “Kita ingin membangun desa energi mandiri, minimal 60 persen kebutuhan energi bisa dipenuhi sendiri di sini,” katanya.

Menurut Wijaya, alat yang diberikan berkapasitas 25 liter bioetanol, terdiri atas dua tabung destilator. Sebelumnya, limbah salak difermentasikan terlebih dahulu selama satu minggu dengan menambah ragi dan urea. Cairan fermentasi kemudian dipanaskan dengan suhu 70 derajat pada tabung destilasi.

Mahasiswa KKN-PPM, Muhammad Shidiq, menuturkan pemanfaatan limbah salak untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif melalui pemasangan alat instalasi bioetanol merupakan tema program KKN PPM yang dilaksanakan di Kecamatan Turi, Sleman. Dibantu 30 mahasiswa peserta KKN PPM lainnya, diadakan sosialisasi dan pelatihan rutin kepada petani salak. “Kita sudah mengadakan empat kali pelatihan,” katanya.

Biasanya, limbah salak di buang dipinggir kebun, dibiarkan membusuk, kemudian dijadikan kompos. Namun, oleh mahasiswa, petani diajak untuk memanfaatkannya menjadi bioetanol. Caranya pun sangat mudah. Limbah buah daging salak dikupas, kemudian diparut hingga halus. Setelah itu, dimasukkan ke dalam ember atau drum dicampur dengan ragi dan urea untuk mempercepat proses fermentasi. Dibutuhkan waktu 3-4 hari untuk fermentasi. Lalu, hasil cairan fermentasi disaring dan dimasukkan ke dalam tabung destilator.

Kepala Dukuh Dusun Kelor, Darmojo (47), menyambut baik program mahasiswa KKN PPM UGM yang memperkenalkan program pengolahan limbah salak. Diharapkannya program ini segera diterapkan oleh warganya yang mayoritas sebagai petani salak. “Bioetanolnya bukan hanya pengganti minyak tanah saja, tapi juga bisa tingkatkan kesejahteraan ekonomi mereka,” katanya.

Darmojo menuturkan di Dusun Kelor hasil panen salak mencapai 8-9 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 5 persen hasil panen tidak layak jual. “Biasanya, setiap seribu meter persegi kebun salak terdiri 300-an rumpun. Tiap satu rumpun hasilkan panen 2-3 kilo salak,” jelasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Kembangkan Kompor Bioetanol dari Limbah Salak Pondoh

    Monday,11 October 2010 - 11:27
  • PSE UGM Kembangkan Inovasi Produk Hemat Energi

    Tuesday,18 January 2011 - 13:56
  • TEKNOLOGI PRODUKSI SALAK SUWARU DI LUAR MUSIM

    Tuesday,11 October 2005 - 12:21
  • Limbah Kulit Salak Pondoh Potensial Jadi Obat Kanker Lidah

    Thursday,15 September 2022 - 9:07
  • Mahasiswa UGM Sulap Limbah Kulit Salak Jadi Permen Antidiabetes

    Saturday,04 September 2021 - 1:32

Rilis Berita

  • UGM Menjadi PTN dengan Pendaftar Terbanyak Kedua SNBP 28 March 2023
    Setelah melalui serangkaian proses panjang, panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) akh
    Satria
  • Masjid Kampus Kembali Gelar Ramadan di Kampus 28 March 2023
    Masjid kampus UGM kembali menggelar Ramadan di Kampus. Ramadan di Kampus UGM 1444 H kali ini lebi
    Agung
  • BIG Berperan Mewujudkan Kebijakan Satu Data Indonesia 28 March 2023
    Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Prof. Dr. rer. nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc., menga
    Agung
  • Dosen Berprestasi UGM Mengikuti Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia 28 March 2023
    Dosen Universitas Gadjah Mada, Antonia Morita Iswari Saktiawati, menjadi satu dar
    Gloria
  • MUN UGM Sabet 6 Penghargaan Simulasi Sidang PBB Tingkat Nasional dan Internasional 28 March 2023
    UGM Model United Nations (MUN) Community berhasil meraih enam penghargaan pada
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual