• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Teliti Lembah Karst Karang Bolong, Gunung Sewu, Blambangan dan Rengel, Eko Haryono Raih Gelar Doktor

Teliti Lembah Karst Karang Bolong, Gunung Sewu, Blambangan dan Rengel, Eko Haryono Raih Gelar Doktor

  • 25 Agustus 2008, 12:34 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 4519
  • PDF Version

Yogya, KU

Keberadaan lembah karst selama ini cenderung dikesampingkan dalam kajian geomorfologi karst, padahal bukti-bukti lapangan dan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lembah karst merupakan fenomena yang sangat umum di jumpai di kawasan karst. Hasil penelitian menunjukkan tidak semua jaringan lembah karst mempunyai pola multibasinal. Kawasan karst juga dapat mempunyai jaringan lembah dengan pola pararel maupun dendritik.

Demikian hasil penelitian disertasi Drs Eko Haryono MSi dalam ujian promosi doktor di bidang Gegrafi, Jumat (22/8) di Ruang Auditorium Fakultas Geografi UGM. Dalam disertasi yang berjudul “Model Perkembangan Karst Berdasarkan Morfometri Jaringan Lembah di Karang Bolong, Gunung Sewu, Blambangan dan Rengel,”, Eko menyebutkan faktor yang mengontrol perbedaan morfometri jaringan lembah karst di daerah penelitiannya adalah ketebalan hujan, komposisi kimia batugamping, posisi topografi dan lereng regional, serta lamanya batugamping tersingkap.

“Bedasarkan morfometri jaringan lembah karst, daerah penelitian dapat dikategorikan menjadi dua tipologi. Tipologi pertama merupakan kategori fluviokarst yang diwakili oleh karst Blambangan dan Karst Rengel, sedangkan tipologi kedua termasuk kategori cockpit karst diwakili oleh karst Karangbolong dan Karst Gunungsewu,” kata dosen Geografi UGM ini.

Menurut pria kelahiran Banyuwangi, 24 Februari 1966 ini, karakteristik morfometri jaringan lembah karst merupakan ekspresi dari tahapan perkembangan karst. Berdasarkan karakteristik morfologi jaringan lembah karst, model perkembangan karst di daerah penelitiannya dapat dikategorikan menjadi tiga tahapan perkembangan karst, yaitu tahap perkembangan awal, tahap perkembangan muda, dan tahap perkembangan dewasa.

“Karst karangbolong dan karst Gunugsewu dalam hal telah mengalami tahapan perkembangan dewasa. Karst Blambangan dan karst rengel di sisi lain menunjukkan tahapan perkembangan awal dan muda,” jelasnya.

Diakui suami Rini Rachmawati ini, data morfometri jaringan lembah dalam penelitiannya diperoleh melalui interpretasi foto udara dan survei lapangan. Adapun foto udara yang digunakan adalah foto udara pankromatik hitam putih skala 1:30.000 dan 1:20.000. Delineasi dilakukan secara digital mengggunakan peranglat lunak ArcView 32.

“Sejumlah 818 morfometri jaringan lembah telah dianalisis dalam penelitian ini, Jaringan tersebut merupakan seluruh populasi dari jaringan lembah autogenik di daerah penelitian,” katanya.

Dihadapan tim penguji, Eko menegaskan dalam pengaturan kawasan karst harus diarahkan pada dua fungsi utama, yaitu fungsi lindung dan fungsi budidaya. Karena peraturan pengelolaan kawasan karst nantinya diharapkan mengatur pola pemanfaatan secara umum kawasan karst. Selanjutnya setelah ditetapkan sebagai fungsi lindung, kawasan lindung karst secara hukum juga dapat ditetapkan secara lebih khusus untuk kepentingan manajemen atau pengelolaan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Ilmuwan UGM Kembangkan Geopark di Kawasan Karst

    Friday,07 January 2011 - 14:19
  • "UGM Asian Trans-Disciplinary Karst Conference 2011", Lebih dari 90 Ahli Karst Dunia Bertemu di Fakultas Geografi

    Friday,07 January 2011 - 21:29
  • Raih Doktor Usai Teliti Serapan Karbondioksida di Karst

    Friday,03 August 2018 - 17:35
  • Prof Eko Haryono Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Fakultas Geografi UGM

    Tuesday,21 June 2022 - 21:21
  • Mahasiswa Geografi UGM Juara I Earth Challenge

    Wednesday,09 June 2010 - 10:11

Rilis Berita

  • Agus Pramusinto Bersama 28 Ilmuwan Internasional Jadi Mentor Peneliti Muda Indonesia 16 August 2022
    Sebanyak 29 ilmuwan internasional dari berbagai bidang studi dan kepakaran akan mementori penelit
    Gusti
  • Tim Reactics Chem-E-Car UGM Raih Juara 1 IEM Chem-E-Car Presentation Competition 2022 15 August 2022
    Reactics Chem-E-Car UGM kembali meraih prestasi dalam kancah internasional. Sorak kemenangan meng
    Satria
  • KKN UGM Kembangkan Kopi Gunung Gambar 15 August 2022
    Mengakhiri pengabdian selama dua bulan di Gunung Gambar, Kapanewonan Ngawen, Kabupaten Gunung Kid
    Agung
  • AHS Sebagai Akselerasi Transformasi SDM Kesehatan 15 August 2022
    Pandemi Covid-19 telah mempercepat pergerakan revolusi pendidikan 4.0 dan kesiapan society
    Ika
  • Mahasiswa UGM Raih Beasiswa Bayer Foundation - Germany 12 August 2022
    Bayer Foundation merupakan organisasi asal Jerman yang memberikan beasiswa bagi peneliti-peneliti
    Satria

Agenda

  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual